Pendidikan Entrepreneurship sudah lama digerakan di berbagai negara . Mereka paham bahwa kemajuan suatu negara sangat ditunjang oleh bermunculannya kelas ekonomi menengah yang tangguh dan kreatif. Salah satu contoh di India dan China mereka menggebrak dunia wirausaha dengan membuka latihan-latihan yang intensif kepada warga negaranya untuk dididik menjadi entrepreneurship yang ulet dan handal dan mengangkat derajat bangsanya.
Di Indonesia sendiri pemerintah lambat merespons fenomena global ini. Kalah jauh dengan negara-negara Asia lainnya dalam menyiapkan kelas menengah yang bisa menjembatani untuk berkompetensi didunia global. Namun tidak ada kata terlambat dalam memulai sesuatu yang baik, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kita harus segera mengoftimalkan dan perubahan pendidikan entrepreneurship secara menyeluruh, karena kalau tidak bangsa Indonesia akan tertinggal oleh bangsa-bangsa lain. Kita jangan bangga dengan luasnya geografis,kuantitas penduduknya,sumber daya alam yang melimpah, namun dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan karya-karya yang genius, bangsa ini bisa tegak diatas kaki sendiri artinya jangan hanya mengandalkan bantuan negara lain, sekaligus akan berwibawa dihadapan negara-negara yang ada didunia ini.
Mulai detik ini tidak ada waktu berleha-leha, bersantai, menunggu suratan takdir, maka pendidikan entrepreneurship harus digalakan kepada generasi penerus bangsa, anak-anak muda dipersiapkan untuk mengikuti pendidikan sedini dan seefektif mungkin. Orangtua harus mendorong menyemangati anak-anaknya menekuni bidang entrepreneurship. Pemerintah, Lembaga Pelatihan dan masyarakat harus bersatu padu mendukung program entrepreneurship ke jiwa-jiwa anak-anak sejak kecil. Sehingga bisa melekat dan berkembang dan menjadi pilihan hidupnya, Untuk melangkah ke arah entrepreneurship yang handal dan baik kita harus mempersiapkan memahami pengetahuan dasar serta ilmu-ilmunya.
A. Pengertian Entrepreneurship
Pengertian entrepreneurship dan entrepreneur ibarat dua sisi mata uang saling menguatkan karena keduannya adalah satu kesatuan. Entrepreneurship adalah sifatnya sedangkan entrepreneur adalah pelakunya. Jadi keduanya tidak bisa dilepaskan antara satu dengan yang lainnya mereka saling berkaitan.
Menurut Avin Fadilla Helmi dan Rista Bintarawita Megasari (2006), Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode.
1. Periode Awal
Sejarah kewirausahaan pada periode awal di prakarsai oleh Marcopolo.yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal mengambil keuntungan sangat besar. Sedangkan pihak aktif yang menggunakan modal tersebut.
2. Abad Pertengahan
Pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor dan yang mengatur proyek besar. Tidak lagi berhadapan dengan resiko tetapi mereka menggunakan Sumber Daya Manusia yang potensial.
3. Abad 17
Seorang ekonom Richard Cantillon menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang yang pengambil resiko.yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti.
4. Abad 18
Pada periode ini seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal,membutuhkan dana untuk memajukan dan mengembangkan inovasinya.
5. Abad 19
Wirausahawan didefinisikan sebagai seorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk menambah dan meningkatkan nilai personal.
6. Abad 20
Inovasi melekat erat pada seorang wirausahawan untuk berkembang dan maju dalam perusahaannya.
Dari beberapa pengertian entrepreneurship dapat diketahui kata kunci yang berkaitan denganindikator untuk mengukur bagaimana seseorang memiliki jiwa dan semangat untuk bisa menjadi wirausahawan yang baik dan handal dalam mengembangkan idenya yang kreatif. Stoner (1998) menyatakan bahwa pada dasarnya entrepreneurship bergerak dari kebutuhan dasar manusia untuk berprestasi (need of achievement)
Maka entrepreneurship merupakan pemikiran dan tindakan atau aflikasi tentang bagaimana seseorang dapat memanfaatkan peluang dan mengambil risiko dengan melakukan perubahan, inovasi tanpa mengandalkan sumber daya yang ada untuk menggapai tujuan.selalu mencari jalan alternatif dalam mengatasi hambatan dan tantangan dan problematika kehidupan.
Kewirausahawan mengacu pada perilaku yang meliputi: inisiatif,mengorganisasi,sosial ekonomi untuk mengubah sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis dan efisien.Kewirausahawan meliputi proses yang dinamis sehingga timbul sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang ingin dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dan pendukung fisik dan non fisik yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal maupun komunal.
4 hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan
1. Proses berkresi, yaitu mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian dalam usaha maka akan mendukung proses kreasi yang baik.
3. Memperkirakan risiko yang timbul. keuangan, fisik,sosial
4. Memperoleh Reward indefensi tau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.
B. Entrepreneur Menuju Indonesia yang Kuat
Keterpurukan suatu negara banayak dipengaruhi oleh stabilitas dan dinamika ekonomi. Ketika ekonominya stagnan , maka bidang yang lainnya pun akan mengalami kemunduran atau keterpurukan. salah satu contoh harga BBM naik akan berdampak pada berbagai aspek, bahan pokok naik, tarif kendaraan umum naik,harga kebutuhan sandang pangan meingkat dan naik . Maka strategi memajukan suatu bangsa dengan memperbanyak jumlah entrepreneur muda yang handal dimana meraka akan menjadi set yang berharga bagi kemajuan bangsanya.
1. Mengatasi penganguran
Masalah penganguran dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan terutama para lulusan perguruan tinggi yang tidak dibekali dengan kemampuan skill yang siap bekerja ataupun menciptakan lapangan pekerjaan.
Menurut Widyo Winarso(2003) hasil penelitian yang dilakukan oleh World Bank (1994) menunjukan bahwa disebagian negara, keberadaan perguruan tinggi berkolerasi positif dengan pengembangan ekonomi dan sosial. Sebagian masyarakat juga percaya bahwa dengan berpendidikan tinggi mempunyai peranan penting dalam keberhasilan karier, walaupun alasan itu tidak semuanya nyata. Dengan menyadari akan tuntutan kepada dirinya, maka setiap perguruan tinggi harus berusaha sungguh-sungguh meningkatkan mutu kinerjanya. Apabila tidak mampu melakukan terobosan itu maka dampak yang ditimbulkan akan menyebabkan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di indonesia tercinta ini semakin tidak baik.
2. Mengatasi Kemiskinan
Kemiskinan menjadi masalah besar sebuah negara berkembang, di indonesia sendiri kemiskinan masih belum bisa diatasi karena berbagai permasalahan, berbagai ketimpangan antara kelas atas dengan kelas bawah, tidak meratanya ekonomi pembangunan, kurangnya lapangan pekerjaan, Untuk mengatasi masalah kemiskinan ini entrepreneurship sangat membantu dalam agenda mengatasi kemiskinan. Karena masyarakat akan terlatih mentalnya untuk membuka usaha sendiri, mencari penghasilan,dan termotivasi untuk maju dan bangkit dari keterpurukan. Mereka akan meninggalakan pola hidup konsumtif menjadi pola hidup yang investatif dan produktif, Realitas ini akan memacu peningkatan semangat kerja dan mengembangkan relasi bisnis secara luas.
Menurut Avin Fadilla Helmi dan Rista Bintarawita Megasari (2006), Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode.
1. Periode Awal
Sejarah kewirausahaan pada periode awal di prakarsai oleh Marcopolo.yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal mengambil keuntungan sangat besar. Sedangkan pihak aktif yang menggunakan modal tersebut.
2. Abad Pertengahan
Pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor dan yang mengatur proyek besar. Tidak lagi berhadapan dengan resiko tetapi mereka menggunakan Sumber Daya Manusia yang potensial.
3. Abad 17
Seorang ekonom Richard Cantillon menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang yang pengambil resiko.yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti.
4. Abad 18
Pada periode ini seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal,membutuhkan dana untuk memajukan dan mengembangkan inovasinya.
5. Abad 19
Wirausahawan didefinisikan sebagai seorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk menambah dan meningkatkan nilai personal.
6. Abad 20
Inovasi melekat erat pada seorang wirausahawan untuk berkembang dan maju dalam perusahaannya.
Dari beberapa pengertian entrepreneurship dapat diketahui kata kunci yang berkaitan denganindikator untuk mengukur bagaimana seseorang memiliki jiwa dan semangat untuk bisa menjadi wirausahawan yang baik dan handal dalam mengembangkan idenya yang kreatif. Stoner (1998) menyatakan bahwa pada dasarnya entrepreneurship bergerak dari kebutuhan dasar manusia untuk berprestasi (need of achievement)
Maka entrepreneurship merupakan pemikiran dan tindakan atau aflikasi tentang bagaimana seseorang dapat memanfaatkan peluang dan mengambil risiko dengan melakukan perubahan, inovasi tanpa mengandalkan sumber daya yang ada untuk menggapai tujuan.selalu mencari jalan alternatif dalam mengatasi hambatan dan tantangan dan problematika kehidupan.
Kewirausahawan mengacu pada perilaku yang meliputi: inisiatif,mengorganisasi,sosial ekonomi untuk mengubah sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis dan efisien.Kewirausahawan meliputi proses yang dinamis sehingga timbul sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang ingin dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dan pendukung fisik dan non fisik yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal maupun komunal.
4 hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan
1. Proses berkresi, yaitu mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian dalam usaha maka akan mendukung proses kreasi yang baik.
3. Memperkirakan risiko yang timbul. keuangan, fisik,sosial
4. Memperoleh Reward indefensi tau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.
B. Entrepreneur Menuju Indonesia yang Kuat
Keterpurukan suatu negara banayak dipengaruhi oleh stabilitas dan dinamika ekonomi. Ketika ekonominya stagnan , maka bidang yang lainnya pun akan mengalami kemunduran atau keterpurukan. salah satu contoh harga BBM naik akan berdampak pada berbagai aspek, bahan pokok naik, tarif kendaraan umum naik,harga kebutuhan sandang pangan meingkat dan naik . Maka strategi memajukan suatu bangsa dengan memperbanyak jumlah entrepreneur muda yang handal dimana meraka akan menjadi set yang berharga bagi kemajuan bangsanya.
1. Mengatasi penganguran
Masalah penganguran dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan terutama para lulusan perguruan tinggi yang tidak dibekali dengan kemampuan skill yang siap bekerja ataupun menciptakan lapangan pekerjaan.
Menurut Widyo Winarso(2003) hasil penelitian yang dilakukan oleh World Bank (1994) menunjukan bahwa disebagian negara, keberadaan perguruan tinggi berkolerasi positif dengan pengembangan ekonomi dan sosial. Sebagian masyarakat juga percaya bahwa dengan berpendidikan tinggi mempunyai peranan penting dalam keberhasilan karier, walaupun alasan itu tidak semuanya nyata. Dengan menyadari akan tuntutan kepada dirinya, maka setiap perguruan tinggi harus berusaha sungguh-sungguh meningkatkan mutu kinerjanya. Apabila tidak mampu melakukan terobosan itu maka dampak yang ditimbulkan akan menyebabkan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di indonesia tercinta ini semakin tidak baik.
2. Mengatasi Kemiskinan
Kemiskinan menjadi masalah besar sebuah negara berkembang, di indonesia sendiri kemiskinan masih belum bisa diatasi karena berbagai permasalahan, berbagai ketimpangan antara kelas atas dengan kelas bawah, tidak meratanya ekonomi pembangunan, kurangnya lapangan pekerjaan, Untuk mengatasi masalah kemiskinan ini entrepreneurship sangat membantu dalam agenda mengatasi kemiskinan. Karena masyarakat akan terlatih mentalnya untuk membuka usaha sendiri, mencari penghasilan,dan termotivasi untuk maju dan bangkit dari keterpurukan. Mereka akan meninggalakan pola hidup konsumtif menjadi pola hidup yang investatif dan produktif, Realitas ini akan memacu peningkatan semangat kerja dan mengembangkan relasi bisnis secara luas.
No comments:
Post a Comment